Merombak Daftar Putar Pada Pemutar Musik Digital
Mencoba menggeser K-Pop dengan distorsi gitar Punk Rock dan beat HipHop
Last updated
Mencoba menggeser K-Pop dengan distorsi gitar Punk Rock dan beat HipHop
Last updated
Earphone JBL murah cukup bagiku untuk menahan suara tak enak. Tentunya, dengan Spotify yang harus ku atur menjadi premium.
Akhir-akhir ini, suara dunia menjadi sangat tidak enak bagiku. Maka aku butuh pertolongan Bad Religion sampai blink-182 untuk membuat suara yang enak didengar. Kuatur dengan seksama lagu-lagu apa yang pantas menggetarkan gendang telingaku. Walau, Mawar De Jongh ternyata bisa menyelinap juga.
Tahun lalu Spotify memberiku laporan bahwa K-pop menjadi urutan pertama genre lagu yang sering kudengar. Aku sungguh menyesal. Egoku berkata bahwa desir-desir atomik punk rock masih mengalir dalam pembuluh darahku. Aku tak terima Against Me! harus kalah dari Blackpink. Ah ini sungguh dekadensi apresiasi musik yang terjadi dalam tubuhku.
Terkadang aku masih percaya bahwa musik menye-menye bisa membuat tubuhku jadi lembek, seperti yang diucapkan Marjinal di lagu Cinta Pembodohan. Walau, tak jarang kepercayaan itu musnah juga pada waktu-waktu tertentu.
Ajaibnya, kini punk rock menjadi genre musik yang sering kudengar. Walau, k-pop masih saja bisa menyelinap manis - sebagai lagu pengantar tidur. Setidaknya, kini Rancid lebih sering terdengar daripada Itzy.
People = Shit masih menjadi magnum opus bagiku ketika ingin meredam marah-marah. Biar Corey Taylor saja yang teriak-teriak, aku sudah pasti tidak akan kuat.
Bicara tentang marah-marah, hiphop yang lahir dari rahim pemikiran Morgue Vanguard bisa dimanfaatkan sebagai delegasi detox kemarahan. Untung saja hampir semua lagunya ada di Spotify. Memang, industri 4.0 ini membuat semuanya jadi mudah.
Sejujurnya kini, daripada yang marah-marah, aku lebih suka lagu-lagunya Morgue Vanguard yang mengalun enak semacam CSDB FM yang bersama Doyz, atau Radio Raheem bersama Sarkasz. Walau, flownya tetap terkesan marah-marah. Maka, tak heran pula apabila flow maskulin dari Mario Zwinkle, flow preman pasar dari Krowbar, dan flow cita rasa Jakarta dari Tuan Tigabelas kupersilakan masuk untuk mengoyak alat pendengaranku.
Pada akhirnya, musik adalah pelarian termudah dari segala rasa pahit. Tentu saja, sampai pada saat tulisan ini dibuat, aku masih setuju dengan pernyataan Soleh Solihun yang bilang bahwa:
"Musik itu haram, kalau jelek"
Aku menyusun daftar putarku, sebagai gambaran untukmu tentang jenis lagu yang kusuka. Jika kamu punya daftar putar yang ingin kamu bagi padaku, tinggal hubungi aku saja. Anggap saja kita sedang bertukar mixtape di era 90an.