Rayakanlah sebelum keadaan memaksa untuk meredup

Tentang glorifikasi proses keakuan

Introduksi

Aku teringat temanku yang bekerja di sebuah lembaga penelitian. Waktu itu dia baru saja dapat waktu senggang di tengah kesibukannya bekerja. Dia berkata kurang lebih seperti ini:

"Kalau sudah masuk dunia kerja, lama-lama otak kreatif itu akan tumpul. Cenderung pragmatis."

Kini aku mulai mengalaminya. Mungkin karena kini aku sudah tidak membaca buku selahap dahulu. Mungkin karena tubuhku mulai tidak punya stamina prima seperti dulu. Mungkin karena kini aku harus mencatat setiap pergerakan keuanganku. Mungkin karena aku mulai menganggap bahwa sastra itu tai kucing. Mungkin karena kini aku menilai puisi tidak sepenting deret angka pada laporan bulanan.

Maka, izinkanlah aku merangkum paragraf di atas:

"Terlalu cemas akan apa yang bisa terjadi di waktu yang akan datang."

Isi

Aku selalu mencoba berlari dari rutinitas sampai pada akhirnya suara notifikasi pesan pada ponsel pintar menghentikan pelarianku. Lama-lama aku semakin kesal dengan suara notifikasi itu. Menjadi terlalu bising.

Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk memanfaatkan setiap kala keakuanku, sesingkat apapun. Kuberi makan egoku sampai benar-benar kenyang - terkadang bisa sampai muntah.

Sialnya, aku adalah orang yang sembrono. Sampai pada akhirnya, keakuanku memakan potongan besar dalam kehidupanku. Tentu saja, rutinitasku pun terlahap olehnya.

Ingin aku menghapus ungkapan Good Old Days pada kamus semesta. Dunia lama memang selalu membuntuti - menarik bagai lubang hitam - menawarkan mesin waktu satu arah : masa lalu.

Konklusi

Kiranya zona nyamanku sedang terusik oleh kecemasan yang datang dari dalam diriku. Sepertinya aku harus mulai belajar tentang cinta. Tentang menikmati apa yang telah disuguhkan Sang Pencipta. Tentang rasa terima kasih. Tentang ketulusan dalam keseharian. Tentang penguasaan hari. Tentang John Keating dalam Dead Poets Society.

Atau tentang penghancuran keakuan,

selayak Tyler Durden dalam Fight Club.

Atau tentang pencarian jalan keluar,

selayak Phil Connors dalam Groundhog Day.

Atau tentang dunia bawah laut yang warna-warni,

selayak Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants.

Notes:

  1. Perkataan temanku sepertinya hanya berlaku bagi orang yang bekerja bukan di dunia kreatif.

  2. Tapi menurutku, bidang pekerjaan apapun itu harus kreatif.

Last updated