Momok

Kebiasaan bangsat

Senin, 4 Oktober 2021

Anjing!

Harusnya tadi sore aing lari. Tapi enggak. Alasannya, langit mendung takut ujan; Kerjaan belum beres karena harus koordinasi sama Bu Nia; Diskusi kerjaan sama Pak Danu dan Wa Dida.

Iya...

Itu teh sebenernya mah alasan yang diada-adain aja. Da sebenernya mah langit mendung belum tentu ujan. Ujan-ujan pas maghrib ternyata; Kerjaan dengan Bu Nia sebenernya bisa disegerakan gak usah banyak ngobrol; Diskusi kerjaan sama Pak Danu dan Wadidaw bisa dilakukan nanti-nanti, toh itu tidak urgent.

Emang sih, rasionalisasi bisa dibikin setelah sesuatu terjadi. Selalu bisa. Pembenaran tai kucing!

Susah konsisten adalah masalah terbesar si aing. Aing yang pada dasarnya emang pemalas ini - sang pencumbu kasur sejati - berkali-kali berusaha konsisten. Dari mulai nulis, ngoding, rekaman podcast dan (yang paling baru) adalah lari.

Menyesal? Pasti. Persis kayak coli, penundaan adalah sesuatu yang enak dilakukan dan membawa perasaan bersalah setelahnya.

Bangsaaaaat bangsaaaaaat. Aing udah gak mau sesumbar apa-apa lagi. Sesumbar hanya bikin kegagalan makin pahit.

Procrastination itu emang momok paling menyebalkan. Gentayangan terus. Terselip diantara rencana-rencana, bagai setan diantara shaf shalat yang renggang.

Last updated