Selalu Amatir

akuilah bahwa 'aku' tolol

"Self-improvement is a masturbation. Now, self-destruction!" - Tyler Durden, Fight Club

Pernah ga kamu ngerasa buntu? Neunggar cadas. Seakan semua yang kamu pelajari itu gak berguna. Teori-teori ilmiah kandas oleh realita. Pernah ga? Saya? Sering!

Terus, gimana cara saya ngelewatinnya? Gak tau! I just live my life. Saya hanya gak mau mati.

Kayaknya, ketika saya banyak tahu, ego tuh semakin gede. Yang saya maksud adalah tahu secara teori. Karena ketika teori bersinggungan dengan praktek, mulai tuh satu-satu teori rasanya gugur gak berguna.

Mungkin teorinya bener. Hanya saja, ketika praktek, realita ini ngasih variable yang sangat-sangat banyak dan beragam. Saya rasa saya sudah tahu semuanya, padahal engga. Masih banyak yang harus dipelajari.

Nah, seringkali, karena udah pernah tes IQ, terus ternyata hasilnya di atas rata-rata - udah ngelahap banyak buku, udah dapet posisi yang asoy dalam karir - proses belajar dari nol lagi itu sering kali bikin enek.

Enaknya sih ga usah belajar lagi, mending nyalahin keadaan, nyalahin orang lain - just choose your blacksheep, man. Toh saya sudah punya banyak informasi di dalam otak.

Maka,

Saya tahu ini bakal sulit,

Kembali jadi amatir. Rela untuk dibilang tolol. Rela untuk terbuka akan ketidaktahuan. Rela untuk mengakui kesalahan. Rela untuk belajar dari awal. Fight, man!

You know what? Hal paling mudah ketika lagi buntu adalah dengerin motivasi Helmy Yahya atau Deddy Corbuzier atau Pandji Pragiwaksono atau Almarhum Kobe Bryant dengan Mamba Mentality-nya. Karena tiba-tiba akan muncul rasa telah menyelesaikan sesuatu.

Ah aku telah menonton video motivasi! Hidupku akan berubah!

Padahal, kita semua tau, gak semudah itu.

Hancurkan ego, kembali jadi amatir.

Melepaskan ego, pengetahuan, dan kebijaksanaan yang kamu dapet dari buku self-help.

Lalu...

Admit that you are just a piece of shit, need to be fixed.

Sebagaimana Ustad Tyler berkata:

"It's only after we've lost everything that we're free to do anything."

Last updated